Rasanya Treatment di Prima Medika Orthodontic and Dental Care, Sesuatu!





Assalamu’alaikum.

Akhirnya ke dokter gigi setelah sekian lama dengan alasan takut dicongkel-congkel gigi dan gusinya. Baru dapet hidayah kayaknya, mengingat umur sudah semakin tua, akan lebih banyak potensi penyakit serta melemahnya daya tahan tubuh, dan insyaallah bakal punya anak, jadi saya putuskan sekarang ajalah kalo mau memperbaiki semuanya, harapannya semoga saja akan senantiasa sehat aamiin^^ Oke, tepat sebelum puasa, beberapa minggu lalu akhirnya saya memberanikan diri ke klinik gigi! Sebelumnya saya googling dulu dokter gigi dan klinik mana yang reviewnya bagus serta harganya terjangkau di Jogja dan Prima Medika-lah pilihan saya. Kenapa? Simak cerita berikut ya. 
Di Jogja, saya kos di daerah Sagan tepat di sebelah Jl. Prof Yohanes. Hampir tiap hari saya “nyetrika” jalan tersebut. Di sepanjang jalan itu ada 2 klinik gigi, ada Peri Gigi dan ada Prima Medika. Berdasarkan tampilan bangunannya sih kayaknya Peri Gigi lebih eksklusif, lebih modern gitu dibanding Prima Medika. Nah, adapun Prima Medika bangunannya biasa aja cuma kliniknya itu rame (yang parkir), jadi saya cukup punya nyali lah buat masuk dan tanya-tanya. Rencana awal, saya pengen scaling atau bersihin gigi dari karang dan kotoran-kotoran gigi, trus prosedur periksanya gimana. Mbak administrasinya dengan sumringahnya nawarin “kebetulan lagi HUT, jadi ada diskon 18% untuk scaling” haha pas banget kan, alhamdulillah. Untuk prosedur periksanya tuh bikin janji dulu, bisa dateng langsung atau WA juga bisa.
Saya dapet jam 16.00 bersama drg. Slamet Riyadi. Bukan saya yang pilih sih, sebenernya ada beberapa dokter tapi karena pas jam itu dokter yang ada hanya drg.Slamet. Masuk ke ruangan, duduk di meja konsultasi dulu sambil ditanya “ada keluhan apa, mau treatment apa?” saya bilang “scaling dok sama sekalian tolong dicek kondisi gigi saya gimana”. Langsung duduk di kursi tindakan dan mulai dicek, sebelum scaling dokternya kasih tau “ni ada yang lubang perlu ditambal, dan ada sisa akar gigi yang harus dicabut, kalo ga nanti bakterinya makan tulang gigi”. *mulai lemes* “Yaudah scaling dulu aja lah dok”. Buat yang belum tau, scaling itu dibersihkan dengan semprotan air+angin yang ditembakkan ke sela-sela gigi dan garis-garis gigi. Rasanya? Super ngilu!!
Scaling dilakukan sekitar 30 menit, kemudian ditanya lagi “tambal dan cabut sekalian ya?”, karena uda ngilu banget saya bilang “yaudah yang paling urgent dulu aja dok”. Selanjutnya tambal dan cabut sisa akar gigi. Tambal mungkin sama ya kayak lainnya, tapi khusus cabut sisa akar gigi, tergantung kondisi akar giginya. Kebetulan, sisa akar gigi saya sudah tertimbun gusi, alhasil disobek lah gusi saya untuk memudahkan proses nyabutnya. Oiya, sebelum dicongkel-congkel, dikasih anestesi dulu dengan cara dikasih salep kemudian disuntik, wah parah sih ini sakitnya. Ga bohong. Baiknya dokternya adalah ditanya lagi, masih kerasa ga, kalo masih disuntik lagi haha. Beberapa menit kemudian kelar dengan jahitan benang hitam. Setelah itu dikasih resep obat sambil dikasih saran jangan banyak kumur dan makan panas, minggu depan lepas jahitan. 
Seminggu sudah, lebih 3 hari sih, saya datang ke sana lagi untuk lepas jahitan. Dokter Slamet lagi ga tugas, adanya dokter lain, kata mba adminnya gapapa kan cuma lepas jahitan. Yasudah, antri 1 orang trus saya masuk. Dokter yang ini orangnya lebih kalem, tapi sayangnya tangannya tremor waktu ngelepas jahitanku. Bersyukurnya cuma lepas jahitan, ga kebayang aja pas nyuntik atau nyongkel gigi heu. Setelah jahitan dilepas, cuma disarankan jangan dicek-cek pake lidah, biarin aja, karena proses sembuhnya luka jahit bisa sampe sebulan.
Berapa biayanya? Untuk scaling 205.000 (udah diskon 18%), tambal 200.000 (tergantung besar lubang), cabut + jahit 300.000, dan biaya admin 5.000. Sebenernya kalo giginya sehat-sehat aja, puskesmas mungkin pilihan yang tepat dari segi harga, tapi kalo giginya bermasalah, mending ke klinik gigi karena alatnya lebih lengkap, disesuaikan dengan kondisi kita. Contohnya kemaren dokter Slamet sesuaikan ketebalan benang dengan luka sobek saya. Jadi, intinya cukupan, engga terlalu mahal. 
Nah itulah pengalaman treatment di Prima Medika. Secara umum, saya puas dengan pelayanannya karena beberapa hal; (1) dokter giginya profesional dan ramah, drg. Slamet juga lucu jadi lumayan mengurangi rasa takut ke dokter gigi, (2) biayanya cukup terjangkau ya dengan tindakan dan hasil tindakan yang saya rasakan, secara dia klinik. Saya sih belum pernah ke klinik lain jadi ga bisa membandingkan, tapi kalo sama puskesmas ya tentu lebih mahal, (3) lokasinya strategis dan tempatnya cukup nyaman, dingin, disediakan minum, ada tv kabel, dan sofa + bantal yang empuk, pernah sampe ngantuk banget pas ngantri haha. 
Selain itu, ada beberapa hal yang membuat saya kurang nyaman, pertama (1) tangan salah satu dokter yang tremor, (2) ruangan tindakan yang cuma berisi dua pasien, jadi antrinya cenderung lama apalagi pas rame, (3) nota pembayaran yang boros kertas, segede HVS dong, padahal isinya cuma seperempatnya, serta (4) mesin kartu gesek yang error, duh kapok sayanya mau bayar pake kartu malah keblokir di situ, pertama kalinya tuh. 
Jadi, begitulah kira-kira pengalaman saya mulai merawat gigi (lagi), mudah-mudahan bisa kasih informasi yang cukup ya buat anda yang ingin treatment atau bingung mau ke klinik mana.
Terima kasih sudah menyempatkan membaca, sampai jumpa di tulisan berikutnya ya! ^^
Wassalamu’alaikum.
*sumber gambar

Komentar