Annecy, Kota Kecil yang Komplit dan Memukau


Assalamu’alaikum.

Dari sekitar 100 kota yang ada di Prancis, kota Annecy (baca: Ansi) menjadi pilihan bagi saya dan suami untuk memanfaatkan jatah cuti kali ini. Diawali dengan cerita salah satu kolega suami di kantor, bilang bahwa kota Annecy bagus banget. Seketika si bapak bersemangat sekali mempromosikan kota tersebut (berkali-kali) kepada saya yang masih sibuk pilih-pilih lokasi lain. Akhirnya, kami putuskan untuk pergi ke sana. Benar, Annecy ternyata memukau! Lalu, seperti apa kota Annecy? Simak ulasan berikut^^

Perjalanan Menuju Annecy 
Kota Annecy terletak di Prancis bagian tenggara, masuk di departemen Haute-Savoie, wilayah Auvergne-Rhone-Alpes. Dari kota Toulouse, tempat kami tinggal, diperlukan sekitar 7 jam perjalanan naik kereta menuju Annecy. Sebenernya bisa juga naik pesawat, tapi cuma sampai kota Lyon kemudian sambung kereta menuju Annecy, atau ke Geneva kemudian sambung bus ke Annecy. 7 jam itu ga langsung ya. Kami berangkat jam 07.44 kemudian transit 1x di kota Valence, cuma 1 jam, kemudian lanjut menuju Annecy. Nah dari Valence menuju Annecy, di kereta ga bosan sama sekali karena selama perjalanan pemandangannya keren banget; ladang, pegunungan salju, rumah-rumah kuno di kaki gunung, bikin senyum-senyum pokoknya. Saya juga ga brenti-brenti ngevideoin. Kata si bapak, “udah gausah direkam, kayak gitu tu bagusnya diliat aja (pake mata)”. bener juga sih hehe

Sesampainya di Gare d’Annecy (stasiun Annecy), sekitar jam 16.00, kami disambut pemandangan gunung dan udara yang dingin-dingin sejuk di sore hari. Kemudian kami jalan sekitar 200m menuju penginapan. Kebetulan kami memilih penginapan tepat di depan stasiun karena kereta pulang kami pagi, jaga-jaga aja takut telat kalo nginepnya kejauhan hehe. Tipe penginapannya appart-hotel, jadi alat masaknya lengkap. Bisa masak. Barangkali pembaca ada yang berminat, boleh cek di (Les Quais). Setelah nyampe di penginapan, kami berencana jalan-jalan malam, pengen liat suasana malam kota Annecy. Ternyata, hujan lebat. Jadilah menunggu hujan cukup reda dan kami baru keluar jam 8 malam menuju tengah kota. Jam 8 malam ketika itu masih 1 jam setelah isya’ sih sebenernya, tapi suasana kotanya sudah sepi, sebagian besar toko sudah tutup. Jadi kami hanya ke Monoprix buat beli bahan makanan tambahan.

Berkeliling Kota Annecy
Keesokan harinya baru kami jalan-jalan pagi berkeliling kota Annecy. Ditemani kabut dan gerimis, kami berjalan menyusuri pusat kota. Terbiasa membayangkan pusat kota itu bangunannya tinggi-tinggi, modern, tapi ternyata tidak. Pusat kota Annecy menawarkan suasana yang berbeda. Hampir semua bangunannya merupakan bangunan kuno, klasik yang bagian bawahnya melengkung membentuk terowongan seperti berikut.


Maaf bukan nampilin foto sendiri karena pagi itu lumayan gelap, jadi kurang bagus. Kemudian, di jalanan tengah kota, kami mendapati pasar yang menjual aneka kebutuhan sehari-hari; buah, sayur, roti, dan sebagainya. Tidak hanya pasar, toko-toko lokal di sekitarnya juga sudah buka jam 8 pagi. Ada toko baju, pernak-pernik, bar, dan cafe. Jadi suasana di tengah kota Annecy cenderung ramai. Nah, uniknya lagi, kota tua Annecy ini dilewati sungai Thiou. Jadi di antara rumah-rumah kuno itu terdapat aliran sungai kecil. Makanya Annecy ini juga dijuluki Venice-nya Alpen (Vogue). Lanjut menyusuri jalanan tengah kota, rupanya kami langsung ketemu Palais de l'Ile, ikon kota Annecy.


Bangunan ini merupakan bangunan bersejarah yang terletak di tengah-tengah aliran sungai Thiou dan berbentuk menyerupai kapal. Dulunya merupakan penjara tapi seiring berjalannya waktu, bangunan tersebut digunakan untuk berbagai macam kegiatan (Palais de l'Ile). Sebenernya ada jadwal kunjungan, tapi kami kurang info jadi cuma memandang hehe.

Lanjut, dari Palais de l'Ile tinggal jalan lurus ke depan, kami disambut oleh Lac d’Annecy, wisata alam kota Annecy yang wow banget menurut saya. Danau ini merupakan salah satu danau terjernih di Eropa (Lac d'Annecy). Sayangnya pagi itu betul-betul hujan dan berkabut. Tapi meskipun cuacanya kurang asik, view nya tetep menyejukkan mata. 


Berasa foto jadul ya hehe tapi memang kabutnya tebel banget waktu itu. Di bawah gerimis, kami menyusuri tepi danau sambil berkomunikasi sama bebek dan burung-burung yang lalu-lalang di danau. Tepian danaunya luas banget dan ada taman yang hijau. Jadi, sejauh mata memandang semuanya asri. Tidak jauh dari danau, ada jembatan yang cukup terkenal, namanya Pont des Amours (jembatan cinta) ceilah. Sayangnya si bapak gamau diajak foto di situ haha.


Dari info wisata yang saya baca, setelah musim dingin, di jembatan ini biasanya orang-orang banyak yang pake kostum unik. Foto ala-ala pengantin barangkali. Nah, di bawah Pont ini, ada kanal namanya Canal du Vasse dengan beberapa perahu yang lagi parkir. Cakep banget diliatnya.


Kanal dan perahu-perahu itu juga sering menjadi objek wisata sekaligus fotografi. Barangkali kalau cuacanya enak, pengunjung bisa naik perahu, ngedayung sendiri, lebih seru. Beres menyusuri danau dan kanal, karena gerimisnya makin ga nyantai, kami mampir ke cafe Colombus sekedar beli Chai Latte buat ngangetin badan dan nunggu museum buka. Sekitar satu jam kami nyruput minuman dan ngobrol, jam 10.30 kami lanjut jalan menuju Chateau d’Annecy, sebuah benteng pertahanan yang sekarang dijadikan museum. Untuk menuju ke benteng tersebut, kami jalan kembali menuju Palais d’Ile, melewati tengah kota lagi, kemudian jalan naik ke bukit. Ketinggiannya sebenernya tidak curam, cuma licin aja jadinya harus hati-hati dan pegangan.



Sesampainya di benteng, kami masuk dan membayar tiket seharga 5,5 euro/orang. Buku guide dengan berbagai bahasa tersedia di loket, boleh ambil. Kemudian kami masuk ke museum, ada dua orang penjaga yang mempersilahkan kami masuk. Secara umum, isi museum ini adalah hasil penemuan arkeolog dari benda-benda bersejarah zaman dulu, dilengkapi juga dengan video penelitiannya. Ada juga ruangan yang cukup besar, semacam aula gitu yang digunakan untuk berbagai kegiatan. Di museum tersebut, ada satu ruangan favorit bagi saya yaitu ruangan menjadi arkeolog.


Di ruangan tersebut disediakan berbagai macam alat yang digunakan oleh arkeolog dan replika benda-benda yang ditemukan. Kemudian pengunjung dapat mencoba seolah-olah melakukan penelitian terhadap benda-benda tersebut. So playful. Cocok juga bagi anak-anak. Oya, di museum tersebut juga dijual buku dan pernak-pernik, seperti lukisan, poster, dan tas. Selesai mengunjungi museum, kami lanjut menjelajahi benteng. Dari benteng, kami bisa melihat kota Annecy dari atas, dengan bangunan-bangunannya yang unik, ditambah lagi pemandangan danau di kaki gunung.


Karena cuacanya membaik, udah ga hujan, setelah dari benteng, kami pun kembali mengunjungi danau. Berharap pemandangan eloknya mulai terlihat. 


Lumayan lah, gunungnya kelihatan dan burung-burung juga ramai bertengger, meskipun masih sangat berawan. Kami pun memutuskan untuk ke penginapan dulu, makan siang, dan si bapak shalat Jum'at. Setelah itu ternyata cuacanya sangat cerah, matahari udah ga malu-malu menampakkan sinarnya. Kami pun kegirangan ingin melihat danau lagi. Berangkatlah, mengunjungi danau untuk yang ketiga kalinya, berharap kali ini benar-benar akan tampak cantiknya. Lalu, inilah yang kami dapat.


Masyaallah, di foto aja udah cakep banget ya! Aslinya lebih bagus, lebih luas, mata bebas memandang, sejauh dan selama apa. Bikin betah duduk di pinggir danau, cuma melihat pemandangan yang komplit ini, ditambah lagi suara bebek dan burung yang saut-sautan. Stress langsung ilang hehe.

Kurang lebih begitulah cerita sekaligus review kota Annecy dari saya. Sebuah kota kecil dengan destinasi wisata yang lengkap; kota tua, wisata alam, dan belanja. Oya untuk belanja, di kota Annecy tidak ada mall, hanya Galeries Lafayette saja, tapi di dekat stasiun banyak dijumpai toko-toko bermerk. Selama di kota Annecy, kami kemana-mana jalan kaki, karena destinasi wisata satu dengan yang lainnya saling berdekatan. Tapi kami sempat juga membeli tiket bus untuk 1 hari, seharga 4,5 euro. Beli tiketnya di Sibra, lokasinya di seberang Gare d’Annecy. Terakhir, saya merekomendasikan kota ini bagi pembaca yang berminat mengunjungi kota kecil untuk melepas penat dari hiruk pikuk perkotaan hehe. Kalau ada info yang pengen ditanyain atau ditambahin, silahkan berbagi di kolom komentar ya.

Terima kasih telah menyempatkan membaca, sampai jumpa di ulasan perjalanan berikutnya^^

Wassalamu’alaikum.

Komentar