Prancis Akhiri Lockdown. Efektifkah?


Assalamu’alaikum.

Sudah menjelang 10 hari terakhir Ramadhan, bagaimana ibadahnya? Semoga makin semangat ya. Ramadhan kali ini saya jalani di Prancis, dengan waktu puasa sekitar 16 jam lamanya. Ramadhan perdana di negeri orang, dengan kondisi yang unik di tengah wabah virus korona. Berkaitan dengan wabah tersebut, Prancis sebelumnya memberlakukan confinement (baca: kongfinemong) atau lockdown yang mengharuskan warganya agar sebisa mungkin #dirumahaja untuk meminimalisir menyebarnya infeksi virus korona. Terhitung sudah 2 bulan sejak Maret lalu, confinement di Prancis berjalan dengan aman hingga pemerintah merasa strateginya berhasil mengurangi penyebaran virus tersebut. Pada akhirnya, pemerintah Prancis memberanikan diri untuk melakukan déconfinement (baca: dekongfinemong), yaitu mengakhiri lockdown mulai Senin 11 Mei kemarin. Lalu, akankah strategi ini efektif? Keep reading.

Sebelumnya, orang yang terinfeksi virus korona di Prancis memang banyak sekali, lebih dari 130.000 orang, dengan kematian lebih dari 25.000 (Sante Journal). Itupun sudah diberlakukan confinement di seluruh Prancis selama 2 bulan, dengan dua kali evaluasi. Mulanya confinement hanya berlaku selama 15 hari hingga akhir bulan Maret, ternyata kondisi semakin memburuk, kemudian diperpanjang hingga 11 Mei dengan aturan yang ketat. Di antaranya yaitu (1) larangan keluar rumah kecuali ada keperluan penting, (2) jika harus keluar rumah, maka harus membuat surat izin bepergian, (3) toko-toko “dipaksa” tutup, kecuali supermarket dan beberapa restoran, itupun harus bungkus, (4) tidak ada kegiatan ibadah publik, dan (5) pelajar serta sebagian besar pekerja kantor bekerja online dari rumah.     Dengan ketentuan tersebut, kabar baiknya, alhamdulillah saat ini kasusnya jauh berkurang meskipun masih terdapat ratusan pasien. Kemudian, pemerintah membagi wilayahnya menjadi dua zona; merah dan hijau. Merah dengan keterangan bahwa wilayah tersebut masih rawan, sebaliknya, hijau berarti wilayah tersebut cukup aman (Le Parisien).  Selanjutnya, déconfinement pun dilakukan mulai kemarin hingga 2 Juni mendatang, kemudian akan dievaluasi kembali. Ini merupakan masa transisi, tentu déconfinement di zona merah dan hijau agak berbeda peraturannya. 

Kota Toulouse, tempat saya tinggal masuk dalam zona hijau. Lalu, seperti apa hari pertama déconfinement di kota Toulouse? Rame! Tentu saja hehe. Bagai burung-burung yang dilepas setelah lama dikurung juragannya. Tapi jumlah orangnya tidak sebanyak hari-hari dulu sih. Entah karena orang masih pada takut keluar atau karena cuaca kemarin; angin kencang, mendung, dan hujan. Toko-toko yang didambakan akhirnya buka kembali, sehingga pengunjung mulai ramai berdatangan, jalanan sudah ramai kendaraan lalu lalang, serta transportasi umum juga sudah ramai digunakan. Meskipun kota sudah kembali “hidup”, pemberlakuan déconfinement masih memiliki aturan-aturan khusus yang baru. Di antaranya yaitu (1) semua orang wajib menggunakan masker ketika keluar rumah. Pemerintah telah membagikan masker kain reusable yang dikirim ke rumah masing-masing melalui pos, seperti ini.


Isinya ada masker kain, flyer kegunaan masker sebagai proteksi, dan surat dari pemerintah setempat. Di hari kemarin sangat ketat, salah seorang teman tidak menggunakan masker ternyata tidak diizinkan masuk ke dalam metro/kereta bawah tanah. Selanjutnya (2) tetap melakukan pembatasan fisik dengan orang lain, seperti membuat jarak dengan orang lain, misalnya ketika mengantri. Saya menyempatkan diri keluar rumah dan menggunakan transportasi bus. Ketika naik, ada petugas transportasi dari Tisseo yang melakukan kontrol di dalam bus agar masing-masing penumpang menjaga jarak dengan penumpang lainnya. Kemudian (3) sebagian tempat publik dibuka seperti sekolah KB/TK, perpustakaan, museum, dan toko-toko, (4) tidak lagi diperlukan surat izin bepergian kecuali jika perjalanan >100km, dan (5) tidak diperkenankan ada perkumpulan >10 orang, sehingga beberapa tempat publik masih ditutup, seperti tempat ibadah, bioskop, bar/cafe, serta acara publik juga masih belum diizinkan.

Dengan keadaan tersebut, menurut anda apakah strategi déconfinement ini akan efektif? Harapan saya pribadi sih akan efektif, karena sekilas melihat di hari kemarin, orang-orang tampak senang karena mulai dapat beraktivitas normal tapi masing-masing orang tetap sadar dan peduli terhadap dirinya dan juga orang lain. Tapi kita lihat hasilnya nanti setelah 2 Juni. Teruntuk juga masyarakat di Indonesia, meskipun kondisinya berbeda dengan di sini, saya meyakini meskipun tidak diberlakukan lockdown, tapi pemerintah sudah berusaha memberlakukan PSBB, menurut saya itu cukup meminimalisir penyebaran virus asal warganya sadar dan peduli; pakai masker, jaga jarak, rajin cuci tangan, dan membatasi diri dari seringnya keluar rumah serta perkumpulan. Insyaallah infeksi akan berkurang dan hilang, aamiin.

Baiklah, segitu dulu update kondisi terkini di Toulouse, Prancis, terima kasih telah menyempatkan membaca dan sampai jumpa di tulisan berikutnya ya!^^

Wassalamu’alaikum.
*Ouvert (baca:uvert) artinya buka

Komentar