Hamil di Prancis: Total Ada 33 Kali Pemeriksaan dan Konsultasi Medis (1)


Assalamu’alaikum.

Hamil di Prancis tidak hanya berurusan dengan diri ibu hamil sendiri melainkan juga harus sibuk kesana sini untuk menjalani banyak sekali pemeriksaan dan konsultasi medis, ditambah lagi mengurus persyaratan administrasi. Dari pengalaman kehamilan anak pertama saya kemarin, saya sudah melakukan 30 kali lebih pemeriksaan dan konsultasi medis selama hamil 9 bulan. Sebanyak itukah? Iya. Sedihnya, saya baru tahu diapain aja dan ngapain aja juga saat menjalaninya sendiri, karena pada saat itu saya sangat kurang informasi, terlebih ulasan orang lain yang bisa saya jadikan gambaran sebelum menjalani pemeriksaan. Oleh karena itu, pada tulisan kali ini, saya ingin berbagi pengalaman agar nantinya bisa dijadikan gambaran oleh calon ibu hamil di Prancis. Karena banyak banget yang akan diulas, saya jadikan 3 artikel bersambung ya, agar lebih detail penjelasannya pada masing-masing trimester. So, enjoy reading.

Di artikel ini, saya akan mengulas berbagai hal yang akan dilakukan oleh calon ibu hamil, mulai dari sebelum hamil sampai bulan ke-3 kehamilan. Berikut paparanya.

SEBELUM HAMIL

Sebelum memutuskan untuk hamil, hal penting yang dilakukan yaitu mencari dan membuat janji temu dengan dokter kandungan atau obgyn. Sebagai informasi awal, bahwa di Prancis untuk pergi ke dokter tidak seperti di Indonesia yang bisa datang kapan saja untuk periksa. Di sini, pasien harus bikin RDV (baca: rongdevu) atau janji temu terlebih dahulu via telepon atau aplikasi seperti Doctolib. Perlu dicatat bahwa tidak semua dokter kandungan dapat ditemui dalam waktu dekat untuk pemeriksaan perdana. Pengalaman saya, dokter kandungan yang saya pilih baru bisa ditemui 2 bulan berikutnya haha jadi sebaiknya ibu hamil (bumil) perkirakan waktunya terlebih dahulu.

MEMASUKI MASA KEHAMILAN

Periksa dengan obgyn

Jika sudah ada tanda hamil, mungkin dengan testpack, selanjutnya periksakan diri ke obgyn untuk memverifikasi dan memulai pemeriksaan awal baik USG abdominal maupun transvaginal. Jika terbukti hamil, obgyn akan memberikan beberapa dokumen. Pertama, data pemeriksaan janin seperti usia janin dan pernyataan kehamilan tunggal atau kembar. Kedua, diberikan surat pengantar atau ordonnance (baca: ordonongs) untuk tes darah di laboratorium dan cek échographie 1. Ketiga, diberikan buku panduan kehamilan serta print-out informasi terkait berbagai pemeriksaan yang akan dijalani bumil ke depan, infeksi virus atau penyakit yang mungkin dialami bumil, dan juga pantangan-pantangan bagi bumil.

Pemeriksaan darah pertama

Setelah periksa perdana dengan obgyn, bumil perlu pergi ke laboratoire medicale (baca: laboratoar medikal) atau laboratorium medis dengan membawa ordonnance yang diberikan oleh obgyn untuk tes darah. Tes darah pertama tersebut merupakan tes yang kompleks karena banyak komponen yang akan dicek. Berikut daftarnya. 

Komponen yang diperiksa

Cukup banyak kan? Untuk melihat itu semua, darah bumil yang akan diambil juga cukup banyak. Pengalaman saya kemarin diambil 7 tabung dan ga boleh makan sebelumnya. Kelar ambil darah badan lemas, jadi siap-siap aja bawa minum dan snack bar atau roti, biar setelah itu masih kuat jalan hehe. Adapun hasilnya, akan dikirim langsung oleh laboratoire ke dokter yang bersangkutan. Kalo kita mau tau juga bisa, nanti akan diberikan ID dan password untuk mengaksesnya.

Échographie 1

Setelah periksa darah, selanjutnya bumil harus melakukan Échographie 1 atau USG 1 yang dilakukan di Centre d’Échographie (baca: sontre dekografi) atau pusat USG. Jangan bingung ya kenapa USG lagi hehe memang prosedurnya begitu, meski bumil sudah melakukan USG dengan obgyn-nya, tetap harus pergi ke pusat USG. Sebelum melakukan USG 1, bumil perlu membuat janji temu via telepon dengan Centre d’Échographie. Bumil akan ditanya kapan hari haid terakhir dan prediksi tanggal kelahiran. Jika sudah, maka bumil tinggal datang dengan membawa ordonnance. Di USG 1 ini, akan ada 2 pemeriksaan, yaitu USG lengkap dan ambil darah. USG lengkap? Iya. Lebih lengkap dari USG obgyn; diperiksa rangka bayinya seperti tulang tengkorak, tulang belakang, diukur ukuran masing-masing, serta diperiksa juga beberapa organ seperti jantung apakah berfungsi dengan baik atau tidak, dan keberadaan organ-organ lain yang mulai terlihat.

Setelah itu, dokter di sana akan mengambil darah bumil sebanyak 1 tabung untuk cek down syndrome pada bayi yang dikandungnya. Hasil tes darah tersebut langsung dikirimkan kepada obgyn dan bumil tidak diberitahu. Jika hasilnya didapati down syndrome, obgyn yang akan langsung menghubungi bumil untuk dilakukan pemeriksaan lanjutan. Adapun hasil USG, pihak pusat USG memberikan buku cetak yang isinya rangkuman pemeriksaan berupa grafik dan keterangan masing-masing bagian yang diperiksa. Berikut punya saya.

Sampul buku hasil USG 1

Ringkasan pemeriksaan USG 1


Mengajukan Declaration de La Grossesse

Setelah melakukan Échographie 1, bumil akan diminta menemui obgyn lagi dengan membawa buku cetak hasil Échographie 1. Selanjutnya, obgyn akan mengevaluasi dari hasil tes darah dan juga Échographie 1, apakah bumil membutuhkan obat rutin atau tidak.

Kemudian, bumil akan dibantu mengurus Déclaration de la grossesse  (baca: deklarasyong de la groses). Déclaration de la grossesse merupakan prosedur administrasi dari pemerintah untuk bumil yang berupa pernyataan kehamilan yang dilakukan oleh obgyn atau bidan sebelum usia kandungan memasuki 4 bulan. Untuk mengurus pernyataan tersebut, pihak obgyn akan mendaftarkan secara daring, kemudian bumil mengirimkan berkas via pos ke CPAM (kantor asuransi nasional) dan CAF (kantor bagian tunjangan keluarga).

Jika declaration de la grossesse disetujui, bumil akan menerima surel yang berisi keterangan disetujui serta lampiran tentang tahapan apa saja yang harus bumil tempuh selama masa kehamilan ke depan  untuk memantau kesehatan bumil seperti berikut.

Tahapan pemantauan medis bagi bumil

Dalam gambar tersebut tertera tanggal awal kehamilan dan prediksi kelahiran beserta beberapa tahapan yang harus dilakukan, di antaranya yaitu échographie 1 di trimester 1, échographie 2 dan konsultasi prenatal di trimester 2, échographie 3 dan konsultasi persiapan kelahiran di trimester 3, sampai dengan konsultasi pascakelahiran.

Selain itu, obgyn juga akan memberikan ordonnance untuk melakukan ambil darah rutin setiap bulan di laboratorium sampai akhir masa kehamilan seperti berikut.

Ordonance untuk ambil darah rutin

Ambil darah rutin 

Setelah mendapatkan ordonance untuk ambil darah rutin, setiap bulan bumil harus pergi ke laboratorium untuk ambil darah guna mendeteksi dan mengontrol komponen darah, urin, serta toksoplasma. Perlu diketahui, bumil tidak boleh makan terlebih dahulu sebelum pengambilan darah ini serta ada jam maksimal ditampungnya urin. Jadi, saya mengantisipasinya dengan menampung urin tepat saat bangun tidur kemudian datang ke laboratoire pagi-pagi, bahkan sebelum jam buka supaya segera diambil darah segera saya bisa makan hehe. Adapun pengambilan darah rutin ini tidak sebanyak waktu pertama kali, hanya 1 sampai 3 tabung saja. Jangan lupa selalu bawa minum dan cemilan untuk jaga-jaga biar ga lemes atau pingsan selepas ambil darah. Untuk mengetahui hasilnya, bumil bisa mengaksesnya secara daring dengan ID dan password yang diberikan oleh laboratoire.

Kurang lebih itulah serangkaian pemeriksaan di tiga bulan awal kehamilan. Ada 2x pemeriksaan dengan obgyn, 1x pemeriksaan di pusat USG, 1x pemeriksaan down syndrome pada bayi, dan 2x pemeriksaan darah, jadi total ada 6x pemeriksaan. Selanjutnya, memasuki trimester kedua, bumil akan melakukan lebih banyak pemeriksaan dan akan bertemu tenaga medis lainnya. Ada pemeriksaan apa saja dan ngapain aja, tunggu artikel lanjutannya ya!

Terima kasih telah menyempatkan membaca.

Wassalamu’alaikum.

Komentar