Menyapih dengan Mudah, Ini 5 Tipsnya!

 


Assalamu’alaikum.

Sedang berencana menyapih buah hati? Apa saja tipsnya supaya mudah melakukannya? Tentu Anda membutuhkan saran untuk membantu Anda dalam mempersiapkan diri, karena menyapih adalah fase yang cukup berat bagi bayi dan ibunya. Nah, di artikel ini, Anda akan temukan beberapa tips yang bisa Anda jadikan sebagai gambaran agar kegiatan menyapih menjadi mudah dan berjalan lancar. Berikut ulasannya.

 

1. Niat dan berdo’a

Fase menyapih adalah fase cukup berat yang merupakan sebuah keharusan bagi seorang bayi untuk berhenti meminum asi dari ibunya, baik itu karena perintah Tuhan, maupun kondisi lainnya. Tidaklah mudah memang bagi bayi dan juga ibunya, karena proses menyusu dan menyusui adalah sebuah aktivitas yang penuh dengan kenyamanan, namun dipaksa harus berhenti melakukannya.

Untuk memulai hal yang sulit, terlebih menjalankan ibadah atas perintah Tuhan, maka seyogyanya kita niatkan untuk mencari pahala dan ridha Tuhan, serta berdo’a memohon kemudahan dalam pelaksanaannya. Dengan demikian, kita dapat lebih berani dan percaya diri bahwa proses ini akan dapat dilalui.

 

2. Komunikasikan dari jauh-jauh hari

Proses menyapih akan dijalankan dua orang, yaitu ibu dan anak. Maka, komunikasikan dengan anak Anda jauh-jauh hari sebelum Anda akan menyapihnya. Kapan? Bebas saja, misalnya mulai saat anak Anda berusia 1 tahun, sampaikan padanya bahwa dia akan berhenti menyusu saat usianya 2 tahun. Selalu bicarakan dan ulangi sesering mungkin dengan redaksi yang berbeda. Misalnya, bulan Januari nanti dia sudah tidak minum ASI lagi, tapi akan minum susu sapi. Jika anak sudah mampu berkomunikasi 2 arah, ajak diskusi misalnya tanyakan apakah besok dia lebih memilih minum susu sapi dari gelas atau dari botol. Ajak buah hati Anda untuk membayangkan, jika ia berhenti meminum ASI ibunya, apa yang akan dia dapat atau lakukan sebagai gantinya. Dengan begitu, meskipun anak belum sepenuhnya paham, setidaknya otaknya sudah mencatat suatu hari akan berhenti meminum ASI.

 

3. Mulai dari kebiasaan yang paling susah

Dalam sehari, anak mungkin akan beberapa kali minum ASI, baik langsung (direct breastfeed) atau tidak langsung (menggunakan botol atau gelas). Menurut hemat saya dan juga pengalaman saya pribadi, anak yang menyusu secara langsung, akan lebih susah disapihnya. Mengingat aktivitas menyusu dan menyusui tidaklah hanya minum, namun juga transfer kontak batin, memunculkan kenyamanan, timbul rasa aman, dan lain sebagainya. Itu merupakan faktor yang tidak bisa dipungkiri sangat susah untuk diberhentikan. Saking nyamannya, tidak jarang anak akan tertidur setelah menyusu. Ini juga yang dijadikan senjata ibu agar anaknya cepat tidur, yaitu disusuin. Ya kan? Hehe.

 

Jadi, mulai menyapih saat anak mau tidur. Rewel? Pasti! Tapi Anda bisa memulai secara perlahan. Pertama, ganti waktu menyusui Anda lebih awal. Misalnya, rutinitas malam anak adalah makan malam - mandi - tidur dengan menyusu, maka Anda bisa berikan ASI setelah makan malam sebelum mandi. Jadi setelah mandi dan menuju tidur, lakukan hal lain untuk “melupakan” aktivitas menyusu, misalnya membacakan buku, menggendong, memijit badannya sebelum tidur, dan cara lain yang menurut Anda bisa membuatnya mengantuk. Jangan coba tawarkan, jika anak meminta, maka sampaikan bahwa dia sudah minum ASI tadi sebelum mandi, jadi sebelum tidur tidak perlu menyusu lagi. Beberapa percobaan di awal mungkin akan mengakibatkan anak tidur lebih larut, karena rewel minta ASI, namun yakinkan dalam diri, ini akan segera berlalu.

 

4. Jangan dibarengi dengan adaptasi lain

Kembali lagi, berhenti menyusu atau berhenti minum ASI adalah masa yang berat bagi anak. Dia sedang belajar beradaptasi menghadapi fase yang sulit. Maka, sebaiknya jangan sampai aktivitas menyapih ini bersamaan dengan kondisi anak yang sedang beradaptasi dengan hal lain, baik adaptasi dengan tubuhnya sendiri misalnya sakit, tumbuh gigi, peralihan tekstur makanan, maupun adaptasi dengan lingkungan baru, misalnya pindah rumah, tidur terpisah, perdana kegiatan pre-school, perdana dititipkan ke pengasuh, dan kondisi lain. Jadi rencanakan dengan matang, pertimbangkan waktu yang paling tepat menurut Anda untuk memulai proses menyapih tersebut. Lalu bagaimana jika kondisi-kondisi tersebut tiba di tengah proses menyapih? Sebagai contoh, tiba-tiba anak sakit, semakin rewel karena ingin menyusu, maka tawarkan pelukan yang hangat sesering mungkin, setidaknya kontak fisik yang lebih intens akan membuat anak lebih tenang meskipun tidak menyusu.

 

5. Konsisten dan bersabar

Keempat tips di atas tidak menjamin anak tidak akan rewel, karena rewel adalah tanda responsif anak karena harus keluar dari zona ternyamannya. Terkadang hati ibu juga mudah luluh, sangat mudah membuat aturan ABC, namun ketika mendengar rengekan anak maka ibu juga mudah melanggar aturannya sendiri. Maka tips berikutnya adalah bersabar atas rengekan anak serta menjaga konsistensi untuk tidak memberikan ASI dalam kondisi apapun. Di awal, masih boleh lah tarik ulur, kadang dikasih kadang enggak. Namun kelengahan ibu itulah yang terkadang dicatat oleh anak untuk dia bisa merengek supaya diberi ASI. Jadi, pikirkan dan tawarkan bentuk kenyamanan yang lain. Karena menyusu tidak hanya meminum ASI, tapi di sana juga ada aroma ibunya yang mebuatnya nyaman, maka bentuk kenyamanan lain yaitu berupa pelukan erat dan hangat. Ketika anak merengek, maka tawarkan pelukan hangat sesering mungkin, sambil diberikan afirmasi poritif tentang proses menyapih tanpa perlu berbohong.

 

Itulah 5 tips yang bisa saya bagikan kepada Anda para pembaca, khususnya ibu yang akan menyapih buah hatinya. Tips hanyalah sebuah gambaran, namun apapun aksi yang nantinya diterapkan, seorang ibu bebas memilih berdasarkan intuisinya dan kondisi anaknya. Semoga bermanfaat. Terima kasih telah menyempatkan membaca. Sampai jumpa di tulisan berikutnya!

 

Wassalamu’alaikum.

*imagesource


Komentar