Mengajarkan Bahasa Asing ke Anak Tanpa Gadget

 

Assalamu'alaikum.

Di era ini, tidak dipungkiri bahwa kemampuan berbahasa asing sangat dibutuhkan. Banyak orang tua yang sibuk mencari cara supaya anaknya dapat menguasai bahasa asing sedini mungkin. Dua jenis media yang paling umum digunakan gadget atau gawai, baik berupa video atau film maupun online game. Sangat mengasyikkan dan hasilnya dapat diperoleh dengan instan. Beberapa kali menonton tayangan atau memainkan game sudah akan menguasai beragam kosa kata bahasa asing. Namun, kembali lagi, di usia yang masih sangat kecil, terlalu sering melihat layar dan menonton video akan menimbulkan efek yang kurang baik pada anak, salah satunya adalah kecanduan gadget

Lalu bagaimana solusinya? Ada beberapa tips yang dapat saya berikan sebagai cara lain mengajarkan bahasa asing ke anak tanpa gadget. Berikut ulasannya.

Agar mengajarkan bahasa asing tanpa gadget dapat tercapai, perlu dilakukan dua hal, yaitu persiapan dan aplikasi. Di tahap persiapan, orang tua perlu membuat rencana terlebih dahulu. Secara umum, rencana tersebut terdiri 4 tahapan yaitu sebagai berikut.

1. Menentukan bahasa apa yang akan diajarkan atau dipelajari oleh anak

Di tahap ini, orang tua punya kebebasan untuk menentukan. Bisa sesuai keinginan orang tuanya, bisa juga disesuaikan dengan kebutuhan anak.

2. Bagi orang tua, sebisa mungkin pelajari dan kuasai bahasa tersebut sebelum diajarkan kepada anak

Ini adalah tahap kedua yang sering dikesampingkan oleh orang tua, yaitu “lupa mempersiapkan diri”. Kan ada guru les yang bisa dipanggil ke rumah? Ya benar. Tapi jika orang tua punya kemampuan bahasa asing walaupun sederhana, setidaknya kita sebagai orang tua mampu memberikan dukungan dan bukti yang konkrit kepada anak. Sehingga anak juga akan menjadi semangat saat belajar. Selain itu, aktivitas di rumah juga akan menjadi lebih seru jika orang tua dan anak mempraktikkan bahasa asing yang telah dipelajari. Contoh lain, kita akan dapat menjawab jika anak bertanya tentag suatu kosa kata, misalnya “Ibu, bahasa inggrisnya meja apa?”, maka jika kita sudah punya “bekal”, kita dapat dengan mudah menjawabnya.

3. Pilih dan beli media yang akan digunakan sebagai bahan ajar

Judulnya saja tanpa gawai ya, jadi media yang digunakan juga bukan gawai. Apa dong? Buku dan mainan interaktif. Buku yang digunakan untuk pengenalan pertama adalah buku esniklopedi dengan gambar yang nyata (bukan kartun atau ilustrasi). Ensiklopedi tersebut akan menjadi pengenalan kosa kata dengan melihat gambar.  Selanjutnya, agar tidak bosan, maka berikan mainan interaktif, baik monolingual dengan bahasa asing saja atau bilingual. Dengan begitu, anak dapat mengeksplorasi mainannya sekaligus belajar mendengar dan mengucapkan.

4. Membuat jadwal tertentu.

Tidak perlu jadwal yang rinci. Cukup jadwalkan 15 - 30 menit sehari untuk belajar bahasa asing. Gunakan waktu tersebut untuk membaca ensiklopedia, menambah atau mengulang kosa kata, atau juga bisa berbicara dalam bahasa asing. Yang perlu diingat adalah aktivitas dan rutinitas anak itu dinamis, belum lagi kalo rewel, bosan, dan seterusnya, maka jangan tentukan jam tertentu, tapi tetap disesuaikan dengan kondisi anak. Selanjutnya tinggal menerapkan di tahap aplikasi.

Di luar itu, ada 3 hal yang perlu diperhatikan saat mengajari anak berbahasa asing.

1. Konsistensi

Orang tua harus konsisten namun juga fleksibel dalam menerapkan jadwal yang sudah disusun. Namanya juga anak-anak, situasi dan kondisi setiap harinya hampir tidak pernah sama, terkadang anak dapat diatur sesuai jadwal, namun juga tidak. Terkadang sehat, riang gembira saat bermain dan belajar, terkadang sakit, tidak minat bermain, dan kondisi-kondisi lainnya.

Sebagai contoh, Anda jadwalkan 30 menit berbicara dalam bahasa asing dalam sehari. Jika suatu hari anak sedang sakit, maka cukup bacakan buku cerita berbahasa asing, biarkan dia hanya mendengarkan, setidaknya rutinitas tetap terjaga.

2. Jangan pasang target terlalu tinggi

Tujuan utamanya adalah anak mengerti dan mampu berkomunikasi dua arah. Ketika kita bertanya, dia mampu menjawab dengan benar. Ketika kita memerintahkan sesuatu, dia memahami perintah tersebut dan melakukannya. Selebihnya, masih banyak waktu untuk dia menjadi fasih dengan sendirinya, karena kemampuan bahasa anak sangat pesat perkembangannya.

3. Fasilitasi keinginan belajar anak

Tidak jarang anak akan bertanya tentang kosakata bahasa asing, misalnya “Mama, bunga bahasa Inggrisnya apa?”, atau menyuruh kita mengucaapkan bahasa asing, dan request tersebut sering diulang-ulang. Terkadang sebagai orang tua, kita merasa bosan karena anak menanyakan hal yang sama terus menerus. Jadi tugas kita adalah sabar dan tetap memfasilitasi apa yang ingin diketahui oleh anak dengan menjawab pertanyaan.

Itulah sebagian tips bagaimana menjadikan anak bilingual tanpa gadget. Terima kasih telah menyempatkan membaca. Semoga bermanfaat. 

Wassalamu’alaikum.

*imagesource

Komentar